Harga beras
Tanya: Ada beberapa status di medsos
(termasuk FB, blogger dan twitter) yang mempertanyakan, kenapa tidak ada demo
mahasiswa, dan bahkan protes dari masyarakat, sementara dolar naik, barang
barang pun menjulang tinggi.
Jawab: Pisahkan antara harga barang
dan nilai dolar terhadap rupiah.
Tanya: Kenapa begitu?
Jawab: Nilai dolar naik, tidak mesti
semua barang ikut naik.
Tanya: lah, nyatanya naik semua
kok.
Jawab: Barang barang impor dan
barang barang yang bahan bakunya impor sudah “pasti” naik tajam, linear dengan
kenaikan dolar.
Mungkin anda menyamakan kenaikan
dolar tahun 1998 yang merupakan salah satu penyebab kerusuhan massal. Secara nominal memang benar
rupiah tahun 2018 ini nilainya rendah di
kisaran Rp15 ribu sampai Rp16 ribu, hampir sama dengan nilai tahun 1998. Perbedaannya
terletak pada “persentase” depresiasi.
Sebenarnya, tahun 2008, juga
terjadi depresiasi rupiah. Mari kita bandingkan “penurunan” nilai rupiah
berdasarkan persentase di tahun 1998 (jaman Suharto), tahun 2008 (jaman SBY)
dan tahun 2018 (jaman Jokowi):
-Jaman presiden Suharto: Depresiasi
rupiah sekitar 840%, yaitu dari dari Rp2000 menjadi Rp16.800 (Merdeka, Agustus
2015).
-Jaman presiden SBY: Depresiasi
rupiah sebesar 39% (Kompas, Maret 2015).
-Jaman presiden Jokowi: Depresiasi
rupiah sampai September 2018 sebesar 9,81% (Tribunenews, September 2018).
Nilai inflasi dapat dipakai sebagai
salah satu cermin untuk melihat kenaikan harga barang (impor + produksi dalam
negeri). Silahkan lihat perbedaan pada tiga presiden:
# Inflasi jaman Suharto sebesar 77,6%
(Kompas, Agustus 2013)
#Inflasi jaman SBY sebesar 12,5%
(Detik, Juni 2008)
#Inflasi jaman Jokowi sebesar 2,9% (BI,
September 2018).
Dari data data di atas, diharapkan anda
bisa “memahami” kenapa terjadi kerusuhan massal tahun 1998. Tapi, anehnya kenapa
tidak terjadi di jaman SBY dan Jokowi?
Di jaman SBY, rupiah menurun tajam
sebesar 39%. Angka ini hampir sama dengan penurunan nilai Lira (Turki) dan Peso
(Argentina). Sama sama terjadi krisis ekonomi di jaman SBY (tahun 2008), dan
saat ini (tahun 2018) di Turki dan Argentina.
Bagaimana dengan jaman Jokowi
(tahun 2018)? Penurunan rupiah cuma sebesar 9,8% (Tribun), tapi menurut
AsiaTimes (2018), penurunan rupiah pada kisaran 12,8%. Anggap saja menurun
12,8%.
Sementara nilai inflasi sebesar
2,9% di pemerintahan Jokowi. Jauh di bawah era Suharto (77,6%) dan SBY (12,5%).
Artinya, di era Jokowi kenaikan rata rata harga barang hampir tak ada artinya.
Bahkan harga barang berbahan baku lokal kenaikannya hampir nol atau harga
tetap, tidak naik.
Sekali lagi: Apakah ada kerusuhan massal di masa
SBY?
Silahkan jawab sendiri pertanyaan
ini: kenapa tidak ada kerusuhan massal di jaman Jokowi sampai saat ini?
# Kesimpulan: depresiasi rupiah, inflasi dan kenaikan harga barang di era Jokowi angkanya sangat kecil dibandingkan masa Suharto dan SBY.
-Inilah alasan kenapa tidak terjadi "gejolak" massal secara besar besaran.
# Kita tunggu periode Desember 2018 - Februari 2019, apakah akan terjadi krisis ekonomi seperti di Argentina dan Turki.
-Kalau rupiah masih di bawah Rp18 ribu, berarti kita selamat dari krisis seperti era SBY, Turki dan Argentina.
Jangan Rusuh dech mas, kasian kami2 rakyat kecil, harga naik boleh asalkan pendapatan juga naik, jadi berimbang.
ReplyDeletesemestinya begitu….
Deleteappresiasi atas kunjungan di:
Pilpres 2019: Harga Naik, Kenapa Tak Rusuh?
@
Pilpres, 2019: Harga Naik, Kenapa Tak Rusuh?
Harga beras
iya harga naik, tapi emang kecil sih. semoga nilai rupiah menguat dan gak ada inflasi lagi seterusnya.
ReplyDeletesiiip….
Deleteappresiasi atas kunjungan di:
Pilpres 2019: Harga Naik, Kenapa Tak Rusuh?
@
Pilpres, 2019, Harga Naik, Kenapa Tak Rusuh?
Tanya: Ada beberapa status di medsos (termasuk FB, blogger dan twitter) yang mempertanyakan, kenapa tidak ada demo mahasiswa, dan bahkan protes dari masyarakat, sementara dolar naik, barang barang pun menjulang tinggi.
Harga naik menurutku wajar sih.. soalnya nilai uang kan makin lama mkin naik.. setuju sam pemdapat yg ditulis..
ReplyDeletesetelah dicek, naiknya tidak terlalu tinggi.
Deleteappresiasi atas kunjungan di:
Pilpres 2019: Harga Naik, Kenapa Tak Rusuh?
@
Pilpres, 2019, Harga, Naik, Kenapa Tak Rusuh?
Jawab: Pisahkan antara harga barang dan nilai dolar terhadap rupiah.
Pilpres, 2019, Harga, Naik, Kenapa Tak Rusuh?
ReplyDeleteTanya: Kenapa begitu?
Seperti komennya kang nata, kenaikan harga-harga harus diimbangi dengan kenaikan pendapatan seperti gaji biar sesuai. jadi kenaikan harga menjadi tidak terasa
ReplyDeleteyups… semestinya begitu…
Deleteappresiasi atas kunjungan di:
Pilpres 2019: Harga Naik, Kenapa Tak Rusuh?
@
Pilpres, 2019, Harga, Naik, Kenapa, Tak Rusuh?
Tanya: Kenapa begitu?
Jawab: Nilai dolar naik, tidak mesti semua barang ikut naik.
Iya juga sih, tapi bapak2 pedagang daerah Sidoarjo Surabaya lumayan banyak yang ngeluh harga sayur naik hum. Kasian
ReplyDeleteoh, begitu ya?....
Deleteappresiasi atas kunjungan di:
Pilpres 2019: Harga Naik, Kenapa Tak Rusuh?
@
Pilpres, 2019, Harga, Naik, Kenapa, Tak, Rusuh?
Tanya: lah, nyatanya naik semua kok.
Jawab: Barang barang impor dan barang barang yang bahan bakunya impor sudah “pasti” naik tajam, linear dengan kenaikan dolar.
Pilpres 2019: Harga Naik, Kenapa Tak Rusuh?
ReplyDelete@
Mungkin anda menyamakan kenaikan dolar tahun 1998 yang merupakan salah satu penyebab kerusuhan massal.