Illustration, credit to
DetikNews
Banyak survei pilpres
bersifat “partisan” mengarahkan pertanyaan yang memihak ke calon tertentu,
pertanyaan itu misalnya:
1.Apakah menurut anda
Ratna Sarumpaet berbohong?
-Kalau ya, apakah anda
yang memilih calon presiden yang didukung oleh “pembohong?”
2. Apakah anda akan
memilih calon presiden yang melanggar HAM? (padahal tidak ada pengadilan dan pernah terbukti di
pengadilan bahwa salah seorang calon presiden saat ini pernah melanggar HAM).
Aneh, tak ada sebuah
survei Pilpres 2019 yang mengarahkan pertanyaan yang sesuai dengan butir butir
UUD 45.
Kesejahteraan adalah amanat UUD 45, pasal 33 aya 3:” Bumi
dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat”
Sebenarnya, banyak
sekali pertanyaan pertanyaan fair dan objektif yang bisa diajukan oleh Lembaga
survei, dimana pertanyaan itu mencerminkan kondisi kekinian yang langsung berhubungan
dengan “welfare” (kesejahteraan) pemilih, misalnya:
1. Apakah anda lebih
sejahtera hari ini dibandingkan dengan 4 tahun lalu?
-Jika tidak, akankah
anda memilih presiden yang tidak mensejahterakan anda?
2. Apakah penghasilan
anda dan daya beli anda bertambah dibandingkan dengan 4 tahun lalu?
-Seandainya tidak,
apakah anda akan memilih presiden yang tidak mempengaruhi pendapatan dan daya
beli anda?
Di negara negara maju,
isu sentral kampanye adalah soal kesejahteraan dan ekonomi, sehingga ada ungkapan
: “It's the economy, stupid !” Setiap kandidat presiden, baik di tingkat
primary maupun final (calon masing masing partai) akan memaparkan program
program ekonomi ke depan.
Disamping itu, masalah
masalah: harga BBM, daya beli, inflasi, harga saham, kesehatan, Pendidikan,
kemajuan ilmu pengetahuan akan mendapat perhatian khusus. Debat debat publik
dari para pakar pendudukung masing masing presiden dan yang netral berlangsung
sangat seru di berbagai media dan forum.
Tak ketinggalam adalah
isu korupsi. Rasa rasanya tak ada rakyat yang suka dengan praktik korupsi. Menurut
Detik (Minggu 01 Oktober 2017) Parpol dengan Kader Terbanyak Diciduk KPK adalah
Golkar dan PDIP.
Kepala daerah yang
paling banyak ditangkap KPK adalah dari partai PDIP (RMOL, 3 Desember, 2018).
Harusnya Lembaga survei
pilpres 2019, membuat pertanyaan:
Apakah anda akan
memilih presiden yang didukung oleh partai TERKORUP?
# Kalau di negara maju,
berpendapat (apakah beda, netral atau mendukung) adalah bagian dari partisipasi politik sebagai
warga negara yang BAIK, dan dijamin serta DILINDUNGI oleh UU.
-Di negara kelahiran
dan tumpah darah beta, eh, malah saya dibully dan dilaporkan ke Admin FB.
Jangan jangan nanti dilaporkan pula ke Polisi.
Kalau saya ... errr ... biarkan akal sehat dan bilik suara yang menjadi saksi *ngikik*
ReplyDeletesiip….
Deleteapresiasi atas kunjungan dan komennya:
Pilpres 2019: Apakah Anda Akan Memilih Presiden Yang Didukung Partai Terkorup?
@
Pilpres, 2019: Apakah Anda Akan Memilih Presiden Yang Didukung Partai Terkorup?
lieur pilitik itu. bukan politiknya suasananya yang bikin lieur.
ReplyDeleteyups...maklum, demokrasi masih dalam proses.
Deleteapresiasi atas kunjungan dan komennya:
Pilpres 2019: Apakah Anda Akan Memilih Presiden Yang Didukung Partai Terkorup?
@
Pilpres, 2019, Apakah Anda Akan Memilih Presiden Yang Didukung Partai Terkorup?
Menjurus ke paslon tertentu nggak nih tulisannya? Hehehe.. Mungkin benar yang dikatakan Mbak Tuteh, biar bilik suara yang menjadi saksi saya tahun depan :D
ReplyDeleteya dong...hehehe
DeleteSiip deh... yang penting ikut berpartisipasi membangun demokrasi.
apresiasi atas kunjungan dan komennya:
Pilpres 2019: Apakah Anda Akan Memilih Presiden Yang Didukung Partai Terkorup?
@
Pilpres, 2019, Apakah, Anda Akan Memilih Presiden Yang Didukung Partai Terkorup?
kayanya saya pas pemilihan mending tidur deh biar gak milih wkwkw, ehhh nggak deng.. 22 nya sama-sama bagus ko 😁
ReplyDeletemantap…
Deleteapresiasi atas kunjungan dan komennya:
Pilpres 2019: Apakah Anda Akan Memilih Presiden Yang Didukung Partai Terkorup?
@
Pilpres, 2019, Apakah, Anda, Akan Memilih Presiden Yang Didukung Partai Terkorup?
Soal pilihan saya masih ngambang gan, mungkin nanti di hari H, baru bisa ditentukan siapa yang saya pilih berdasarkan hati nurani.:)
ReplyDeletemantap…
Deleteapresiasi atas kunjungan dan komennya:
Pilpres 2019: Apakah Anda Akan Memilih Presiden Yang Didukung Partai Terkorup?
@
Pilpres, 2019, Apakah, Anda, Akan, Memilih Presiden Yang Didukung Partai Terkorup?
Kita tunggu saja di pilpres tahun depan siapa yg paling dipercaya oleh mayoritas rakyat Indonesia.
ReplyDeleteDan sebagai sesama blogger kita harus tetap bersahabat walaupun pilihan kita nantinya mungkin berbeda
yups… berpendapat: pro, opposan dan netral adalah bagian dari proses demokrasi, dijamin dan dilindungi oleh UU.
Deleteapresiasi atas kunjungan dan komennya:
Pilpres 2019: Apakah Anda Akan Memilih Presiden Yang Didukung Partai Terkorup?
@
Pilpres, 2019, Apakah, Anda, Akan, Memilih, Presiden Yang Didukung Partai Terkorup?
Masih ngambang sih, belum lihat program kerja kedua paslon soalnya.
ReplyDeleteLagian kebanyakan orang ngomonginnya kekurangan calon nomer 1, kelebihan calon nomer 2 juga nggak dibangga banggain.
mantap...kritis… bagian dari proses demokrasi adalah "kritis" terhadap kedua calon….
Deleteapresiasi atas kunjungan dan komennya:
Pilpres 2019: Apakah Anda Akan Memilih Presiden Yang Didukung Partai Terkorup?
@
Pilpres, 2019, Apakah, Anda, Akan, Memilih, Presiden, Yang Didukung Partai Terkorup?
Pilpres, 2019, Apakah, Anda, Akan, Memilih, Presiden, Yang, Didukung Partai Terkorup?
ReplyDeletesaya adalah bagian dari angkatan reformasi 1998, dan sedikit banyaknya tau persis tiap kejadian hingga akhirnya pun tau mengapa dan apa sebab pastinya Jakarta terbakar, suka tidak suka, terima atau tidak terima, sebab utamanya ketika Mahasiswa trisakti di tembaki oleh peluru tajam oleh pasukan yang di komandoi-nya, dan lalu dia minggat ke Yordania, setelahnya kemudian diakhiri dengan lengsernya mertua dari Paslon.
ReplyDeletewalaupun saya Golput sejak lahir, tetap saja secara jiwa mendukung kandidat no 1...meskipun pasti masih banyak kekurangan disana-sini pada masa rezimnya, tetapi dibandingkan di masa sebelumnya, terasa pembangunannya....khususnya wilayah Timur yang berpuluh tahun selalu dianak tirikan,sedikit demi sedikit saat ini telah realisasi infrastruktur....lumayan kan?