5 orang muslimah
yang menjadi calon anggota DPR Amerika Serikat tahun 2018
Sistem pemilihan
(presiden dan legislative) Amerika Serikat cukup unik dibandingkan dengan
negara lain, dimana pilpres dilangsungkan 4 tahun sekali, sementara pileg
berlangsung tiap dua tahun sekali. Pileg yang berlangsung setelah presiden
berkuasa disebut dengan istilah “midterm election”
Legislatives ada
dua cabang, yaitu House Repsentative (DPR) dipilih tiap dua tahun, sedangkan
Senat jabatannya 6 tahun. Ada pemilihan senat tiap dua tahun, karena untuk
menggantikan yang mengundurkan diri atau berhenti. Gabungan House (DPR) dan
Senate disebut Kongres.
Pileg 2018 sangat
istimewa, karena akan menentukan apakah partai presiden Donald Trump
(Republikan) tetap menguasai DPR dan Senat, atau diambil alih oleh partai
Demokrat (partainya Obama).
Selama dua tahun
ini, presiden Donald Trump “sesuka” hati membuat kebijakan kebijakan, karena
akan “diamini” oleh badan legislative. Kebijaksanaannya hanya bisa “disanggah”
melalui court (pengadilan). Proses melalui pengadilan memakan waktu sangat panjang.
Contoh
kebijaksanaan yang mendapat tantangan public adalah: asuransi kesehatan
(pre-existing condition), membangun tembok Meksiko, potongan pajak untuk orang
kaya (menyebabkan negara hampir bangkrut) dan berbagai kebijaksanaan lain yang
dirasakan “diskriminasi” oleh minoritas.
Menangkapi imigran
yang dicurigai dengan polisi khusus dan mengirim tantara ke perbatasan untuk
menangani imigran adalah dua kebijaksanaan kontroversi terbaru dari Donald
Trump. Untung saja Pentagon keras “membangkang” perintah presiden.
Penolakan tantara
atas perintah presiden yang notabene adalah panglima tertinggi merupakan bukti
tantara Amerika berdiri di atas segala golongan. Akan “membangkang” kalau ada
perintah “tak becus” dari panglima tertinggi sekalipun. Membangkang, tak
berarti kudeta.
Baca Juga:
Retorika presiden
yang anti minoritas (karena kulitnya, asal usulnya, agamanya dan bahkan jenis
kelaminnya) ditanggapi oleh minoritas dengan berpartisipasi aktif pada pileg
2018 ini.
Tanpa diduga, kaum
minoritas “membludak” jumlahnya untuk mencalonkan diri sebagai anggota legislative. Minoritas di
sini maksudnya:
-Minoritas karena
alasan jenis kelamin: termasuk perempuan, banci, transgender
-Minoritas karena
alasan agama: Yahudi, Islam, Budha, Hindu, Sikh
-Minoritas karena
alasan asal usul: Cina, Jepang, Korea, Indonesia, Arab dan sebagainya.
-Minoritas karena
alasan warna kulit: hitam, sawo matang, kuning langsat
Tahun 2016 lalu,
ada calon Kongres (DPR) turunan Indonesia, orang Batak marga Hutapea, sayangnya
beliau kalah. Tahun ini sepertinya beliau sudah pindah dari Florida, karena
badai (tak ada namanya sebagai calon kembali).
Tammy Duckworth
adalah senator yang fasih berbahasa Indonesia, karena pernah sekolah di
Indonesia (seperti Obama).
Sudah 30 juta
lebih rakyat Amerika memberikan suara yang disebut dengan istilah “early
voting,” namun, puncak pemilihan legeslatif adalah tanggal 6 November 2018,
hari Selasa. Malamnya akan diketahui partai mana yang akan menguasa Kongres
(House dan Senat).
Kelebihan kongres
Amerika adalah membuat surat panggilan (subpoena) yang berkekuatan hukum, siapa saja
(terutama ekskutif atau pejabat pemerintah) bisa dipanggil untuk dimintai
keterangan. Tak memenuhi panggilan kongres, maka akan dijebloskan ke penjara.
Kongres sangat
efektif mengontrol presiden, menteri, panglima, hulu balang dan dayang
dayangnya.
Itulah sebab
musababnya kenapa pileg Amerika Serikat tahun 2018 ini sangat istimewa. Mari
kita tunggu hasilnya.
# Muslimah yang
menjadi calon DPR Amerika Serikat tahun 2018 adalah:
- Deedra Abboud, Ilhan Omar, Fayrouz Saad, Rashida
Tlaib dan Tahirah Amatul-Wadud
Berita ini ketutup berita lion air.
ReplyDeleteoh, begitu ya?
Deleteappresiasi atas kunjungan di:
Pileg Amerika: Ketika Minoritas Melawan dan Tentara Membangkang
@
5 orang muslimah yang menjadi calon anggota DPR Amerika Serikat tahun 2018
Pileg Di Amerika sepertinya seru yach..... deg - deg an jadinya. :)
ReplyDeleteyups…. sudah ketahuan hasilnya: Demokrat menguasai DPR.
Deleteappresiasi atas kunjungan di:
Pileg Amerika: Ketika Minoritas Melawan dan Tentara Membangkang
@
Sistem pemilihan (presiden dan legislative) Amerika Serikat cukup unik dibandingkan dengan negara lain, dimana pilpres dilangsungkan 4 tahun sekali, sementara pileg berlangsung tiap dua tahun sekali.
Seperti kata-kata di dalam artikel unik pilegnya, khusus untuk pileg mungkin cocok dicontoh oleh indonesia karena pilegnya 2 tahun sekali
ReplyDeletemungkin biayanya jadi penghalang.
Deleteappresiasi atas kunjungan di:
Pileg Amerika: Ketika Minoritas Melawan dan Tentara Membangkang
@
Pileg yang berlangsung setelah presiden berkuasa disebut dengan istilah “midterm election”
makin banyak yang muslim untuk nyaleg ya
ReplyDeletebenar…..
Deleteappresiasi atas kunjungan di:
Pileg Amerika: Ketika Minoritas Melawan dan Tentara Membangkang
@
Legislatives ada dua cabang, yaitu House Repsentative (DPR) dipilih tiap dua tahun, sedangkan Senat jabatannya 6 tahun.
Bangga sama mereka. Mereka perempuan. Mereka Muslim. Mereka ada yang bukan berakar dari Amerika. Tiga poin minor ini semoga tidak menjadi halangan; selama mereka bisa bekerja dengan baik, mereka pasti bisa terpilih (lagi, kelak).
ReplyDeleteyups...benar banget.
Deleteappresiasi atas kunjungan di:
Pileg Amerika: Ketika Minoritas Melawan dan Tentara Membangkang
@
Ada pemilihan senat tiap dua tahun, karena untuk menggantikan yang mengundurkan diri atau berhenti.
Semoga saja Presiden amerika nya Orang Islam
ReplyDeletekalau banyak jumlah muslim, semua kemungkinan bisa terjadi.
Deleteappresiasi atas kunjungan di:
Pileg Amerika: Ketika Minoritas Melawan dan Tentara Membangkang
@
Gabungan House (DPR) dan Senate disebut Kongres.
Hehe...kalau kata gua mah seribu kali semaunya dia hehe
ReplyDeletehehehe...bener banget
Deleteappresiasi atas kunjungan di:
Pileg Amerika: Ketika Minoritas Melawan dan Tentara Membangkang
@
Pileg 2018 sangat istimewa, karena akan menentukan apakah partai presiden Donald Trump (Republikan) tetap menguasai DPR dan Senat, atau diambil alih oleh partai Demokrat (partainya Obama).
belum baca berita ini di tv, mudah-mudahan ini merupakan titik awal kebangkitan umat islam :)
ReplyDeletesemua punya peluang yang sama di amerika.
Deleteappresiasi atas kunjungan di:
Pileg Amerika: Ketika Minoritas Melawan dan Tentara Membangkang
@
Selama dua tahun ini, presiden Donald Trump “sesuka” hati membuat kebijakan kebijakan, karena akan “diamini” oleh badan legislative.
Pileg Amerika: Ketika Minoritas Melawan dan Tentara Membangkang
ReplyDeleteKebijaksanaannya hanya bisa “disanggah” melalui court (pengadilan).
Pileg Amerika: Ketika Minoritas Melawan dan Tentara Membangkang
ReplyDeleteProses melalui pengadilan memakan waktu sangat panjang.